Jumat, 04 Maret 2011

Cerpen : Persabatan yang Abadi

                 Ini adalah kisah 4 sahabat yang bersahabat sejak kelas 1 SD hingga sekarang berusia 14 tahun yaitu kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Mereka adalah Kinar, Dona, Tika, dan Lulu. ke-4 sahabat ini sangat senang berbagi cerita, curhat, dan melakukan hal yang senang besama-sama. Kinar adalah anak seorang pengusaha kaya yang sangat anggun dan sopan. Dona yaitu anak dari seorang tukang sayur yang sangat tomboy. Dan Tika adalah seorang anak yang mempunyai ayah seorang guru. Sedangkan Lulu adalah anak dari seorang Pengusaha tempe yang terkenal di daerahnya.
            Pada Suatu pagi Dona, Tika dan Lulu pergi kesekola bersama-sama, sesampainya disekolah mereka melihat Kinar yang lagi duduk sendirian di suatu pohon. Ketika hendak menghampiri Kinar, Riska salah satu teman sekelas mereka berkata kepada Dona, Tika, dan Lulu "Eh, kalian urus tu sahabat kalian, tadi aku ngomong baek2 sama dia, malah dimarahinnya aku." Tika berkata "Ha, kok bisa dimarahinnya ?", "iyaa, kamu ada salah kalii'" sambung Lulu . Riska menjawab "salah apa? perasaan kemaren aku baik2 aja deh sama dia, mungkin sahabat kalian aja tu yang uda streeesss." Dona emosi, lalu membentak Riska "Ris, kalo ngomong tu di jaga ya, kamu tau nggak dia siapa ? dia sahabat kami tau ! awas aja kamu kalo sampai berani ngomongin sahabat kita kayak gitu." "udah Dona, nggak usah diurus anak satu ini. Dia cuma bisa buat orang emosi saja" saut Tika. kemudian Dona, Tika dan Lulu meninggal kan Riska dan berjalan Ke pohon yang diduduki oleh Kinar. Sebelum sampai kesana, Bel masuk pun berbunyi, dan mereka berbaris kemudian belajar.
Add caption
             Waktu pun sudah menunjukkan pukul 13:25, waktunya anak SMP Tunas Bangsa pulang kerumah masing2. Pada waktu perjalanan pulang, Tika bertanya pada Kinar "Kinar kamu kenapa diam saja dari tadi? Apa kamu marah sama kami?" Kinar menjawab "tidak." "Kok kamu jutek gitu Nar?" Tanya Dona. "Tidak ah, aku tidak jutek. Biasa aja tuh" jawab Kinar cuek. Lalu Lulu bertanya "Kamu kenapa jadi seperti ini sih Nar, apa kamu nggak mau lagi teman sama kami ?" Kinar hanya diam membisu. Tak lama kemudian lewatlah Papa Dona yang sedang berdagang sayurnya. Kemudian Dona memanggil bapaknya. "Bapaak." panggilnya. "iya, ada apa nak?" sahut bapaknya. "Tidak ada apa2 pak" kata Dona. "Hmm, ngomong2 kenapa kalian tidak pulang langsung ? kan sekarang sudah siang, waktunya makan siang anak2" kata bapak. Lalu kinar menjawab "aku tidak ingin pulang.!" "Kenapa?" sambung Tika. "Aku tidak ingin pulang karna aku tidak ingin bertemu dengan orang tua ku yang selalu bertengkar.!" dengan raut wajah yang sedih Kinar bicara kepa bapak dan sahabat2nya. Ternyata Kinar tidak ingin pulang karena Kinar tidak ingin melihat Ibu dan Ayahnya bertengkar terus. Dia merasa tersisih, sebagai anak yang tidak diperhatikan. Kinar berkata Kepada sahabat2nya bahwa Orang tuanya hanya memikirkan dirinya sendiri. Tidak pernaj memikirkan anaknya yang merasa kesepian.
                Setelah mendengar cerita itu, bapak dan sahabat Kinar pun ikut merasa sedih dan prihatiin kepada Kinar. Lalu bapak menjelaskan kepada Kinar "Kinar, sebenarnya itu semua bukan lah salah orang tua Kinar saja, tetapi itu adalah emosional yang terbawa pada otak manusia. sehingga manusia mempunyai sifat emosi. Kemudian, papa dan mama kinar tersebut bukanlah tidak memperhatikan Kinar, tetapi mereka sibuk dengan pekerjaan mereka. Jadi Kinar jangan berfikir kalau itu adalah salah orang tua Kinar." Setelah mendengar nasehat bapak Dona, Kinar akhirnya sadar, bahwa dia hanya terlampau emosi, sehingga dia marah2 kepada orang lain yang orang lain tersebut tidak ada salah kepadanya. Kemuadian Kinar berkata kepada sahabat2nya "maafkan aku ya teman2, aku tadi pagi terlampau emosi melihat perlakuan orang tuaku, sehingga aku menjadi pemarah dan jutek terhadap kalianm tadi." "owwh, tidak apa2 sob. Setiap manusia pasti punya masalah, karna masalah itu di pendam sendiri, jadi gitu deh jadinya.hehe" canda Dona. Kinar dan teman2nya pun ikud tertawa dan mendengar candaannya Dona.
                  Kemudian ke-4 sahabat ini berkata . "Kalau Punya Masalah Jangan Di pendam Sendiri ya, Ceitakan saja kepada sahabat yang menyayangi kalian." :) Setelah itu persahabatan mereka kembali Abadi.






 By : Diana Pratiwi, IX.2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar